ayooo… genjot Vaaannn..!” teriak Tante Ning saat merasakan batang kejantananku mulai menikam-nikam liar vaginanya. Hijab bokep “Si Mbok baruuuuu aja ke pasar!” katanya tanpa kutanya, seperti memberi isyarat bahwa situasi rumah benar-benar aman untuk kami. Kulihat muka Tante Ning memerah, dia pasti dapat merasakan karena batang penisku yang menegang itu menempel rapat pada pantatnya. Untung cuma 2 kali seminggu. Nikmatnya sungguh tidak terkatakan. Sampai tiba-tiba kulihat tangannya merayap… meraba selangkanganku!Aku terkejut, bercampur malu karena ketahuan saat itu aku sudah “ngaceng”. Dengan tubuh bugil, kami berangkulan menuju kamar Tante Ning di belakang. Aku semakin meningkatkan irama keluar masuk batang kemaluanku. Kembali kubuat beberapa cupangan di buah dadanya. Harus kuakui, Tante Ning adalah guruku yang terbaik dalam hal yang satu itu.Untungnya affair itu tidak berlanjut sampai ketahuan orang. Aku ingin membuka mata, tetapi takut. Aku belum pernah merasakan surga dunia senikmat itu, maka aku tidak tahan. Lalu dia menyuruhku menciumi lehernya. Cuma Tante Ning yang tidak. Nafsuku jadi semakin tidak terkendali. Entah siapa yang memulai, kami lalu berciuman bibir. “Vaaan, kamu udah gede sekarang….,” bisik Tante Ning. Kiri dan kanan.“Itu kadonya?” tanyaku memberanikan diri beberapa saat kemudian. Dia mengajariku cara-cara memainkan mulut
