Usai tamat kuliah, saya bekerja pada salah satu perusahaan jasa keuangan di Solo. Bokep Hijab Saya hanya bisa tersenyum masam sambil bilang terimakasih.Ketika Pak Karyo kemudian menawari minum di kantin, saya pun tidak punya alasan untuk menolaknya. Saya sendiri tinggal di sini. Saya, sebut saja Ratna (23), seorang sarjana ekonomi. Saya kaget.“Ya, mengganggu kalau tidak dilepas,” katanya pula.Tanpa menunggu persetujuan saya, Par Karyo menggeser bagian atasnya. Pria yang kemudian saya ketahui Pak Karyo itu segera menyambar lengan saya.Akibatnya, tubuh saya yang hampir jatuh, menjadi terpuruk dalam pagutan Pak Karyo. Tentang jabatan di kantor, tentang anak, tentang hari esok dan juga tentang ranjang.Bila sudah sampai tentang ranjang itu, seringkali pula saya membayangkan saya bergumulan habis-habisan di tempat tidur. Rio, yang paling tidak selama sepakan di Jakarta, tentu saja gembira dengan tawaran itu. Kamarnya kecil dan pengap. Ia menyibak bagian bawah baju. Saya pun meladeni dengan goyangan. Ketika Rio menawari untuk mengantar ke rumahnya, ia menolak.“Tidak usah. Paling tidak dua kali sepekan, Rio menunaikan tugasnya sebagai suami. Apalagi dibandingkan dengan permainan Rio yang kurang tahan lama.Sejak saat itu, saya pun ketagihan dengan permainan Pak Karyo yang tahan lama. Sesekali jari tangannya menyentuh
