Ya ampun. Bukan bulan muda, bukan bulan tua. Bokep Hijab Bari menelan ludah dan menahan nafas. Kedua puting susu Surti terasa nikmat di tekan dan di tindih oleh dada suaminya yang bidang dan kukuh itu. Pelan-pelan ia duduk, tanpa sedetikpun mengalihkan pandangannya dari Bari, tanpa berhenti tersenyum tipis menggoda. Wow! Lalu sejenak ia terdiam, menanamkan dalam-dalam kejantanannya di liang cinta istrinya.., dalam sekali, sampai melesak ke pangkalnya.., sampai menyentuh langit-langit terdalam kewanitaan istrinya. Surti mengerang-erang semakin keras dan semakin gelisah.“Buka dulu piyama kamu, Yang..” desah Surti sambil mulai membukai kancing-kancingnya. Bari mengernyitkan dahi agar bisa terus memandang jelas. Tidak lebih dari 15 menit. Lalu istrinya berkata pelan nyaris berbisik, “Kalau mau masuk, ketok pintu dulu, ya!”.Belum sempat Bari mencerna ucapan itu, Surti sudah menghilang masuk kamar dan menutup pintu. Surti pernah memikirkannya, mencari penyebabnya, karena ia tentu saja ingin Bari sering-sering begitu! Lalu terdengar wanita itu mendesah penuh permohonan yang manja, “Boleh lebih cepat.., ooh.., Yang.., aku mau, Yang.., aah!”Pura-pura tidak mau, tahu-tahu paling mau! Keringat mulai membanjiri tubuh mereka, membuat kemeja Bari basah kuyup di bagian punggung. Bau kretek menyengat dan mengganggu.“Iya, deh. Ia tersenyum manis. Sialan!
