aku kan mesti kerja.”
“Sebentar saja, satu jam. Tanpa ba bi bu lagi, dia memelukku dari belakang, dan kali ini dia menciumi seluruh bagian belakang tubuhku, mulai dari kudukku sampai ke bawah kakiku baru kemudian aku berbalik dan dia naik dari situ menstimulir seluruh bagian depanku inci demi inci. Bokep jilbab Tapi… aku belum bisa terima bahwa aku baru saja tidur di tempat tidur wanita lain. “Eks-ku belum pindah keluar dari sini… dia bisa mencak-mencak kalau mencium parfummu.”
“Hah!” aku serasa baru ditampar, mungkin balasan tamparanku tadi di kamar ganti. “Kamu benar-benar menggairahkan… cuma… tidak seharusnya kamu mengenakan bra…” wajahnya dekat sekali dengan wajahku. Untuk beberapa saat dia hanya merangkulku, kurasakan dadaku yang tidak terbungkus menempel di dadanya. Well… berbeda dengan yang namanya rakus, loh. Sampai akhirnya kita mau berpisah, dia minta nomor teleponku yang personal. Di luar sepi-sepi saja, hanya ada satu dua orang yang sedang berbelanja. Sudah lama sekali aku tidak disentuh laki-laki. Aku pun balik lagi ke kamar ganti. Aku tidak tahu bagaimana tampangnya, tapi pada saat itu aku merasa aku lebih baik darinya. Itupun belum cukup, diakuinya bahwa dia masih bisa tambah dua burger.
