Setelah itu, gantian saya mengeluarkan si Jendral. Inilah gadis Nippon modern yang di kala siang bekerja giat sebagai perawat berpenampilan bidadari. Bokep hijab indo Ternyata Kiko ada akal lain, diseretnya tanganku menuju ke WC lalu berdua kami masuk ke dalam salah satu bilik. Memang tujuan kamike WC bukan sekedar pipis. Itulah hebatnya dokter Nippon). Saat itu saya mengenakan setelan jas wool hitam plus kemeja abu-abu tua. Sesampainya di bar, langsung saja saya minta yang paling istimewa. Dia tengah dikelilingi 3 CBL (cowok bertampang loser) yang berjoged. Salah satunya sempat bilang, “Salam buat orang rumah, mas!”
Belum sempet saya menanggapinya, cewek putih, sexy, berambut panjang itu sudah menyapa laki-laki berjas lain. Terpaksa, saya hanya sekedar melirik dan melempar senyum kuda. Maklum, tidak biasa di tempat yang benar-benar ‘bigtime’.Langsung saja Kiko menyeretku untuk joged, wah dirty dancing juga. Serasa John Travolta di Pulp Fiction. Sama seperti di sini (Indonesia). Orang Jepang bila belum kenal terkesan sombong, namun bila sudah kenal ramahnya luar biasa. Ternyata angin Typhoon itu panas, tidak dingin (tetapi bukan karena Balpirik). Akhirnya kami langsung saja jalan sepanjang Arcade Shinshaibashi sambil bercengkerama, saya dengan bahasa Jepang pas-pasan saya dan Makiko dengan inggris
