“Sori,” bisikku sekali lagi. Kurasa gerakan sofa saat ia duduk di sebelah kananku. Bokep Hijab Lengannya terulur lagi, kali ini menarik zipper celanaku ke bawah. “Apa yang akan terjadi selanjutnya?” tanyaku lirih. “Arrrgghh.” Aku sudah gelap mata. Akhirnya aku menawarkan untuk mengantarnya pulang. Pengalaman-pengalaman seksual ala sabun itu. Kupandang ia dengan hasrat yang menggebu. Lonjakan-lonjakan jantungku membuat mataku terpejam. Maaf kalau membuatmu tersinggung. Beberapa jam yang lalu aku masih melihat tawa di wajahnya, senyumnya. “Yah, lumayan. Segenap otot di tubuhku melemas. Sedikit berdebar kemudian, saat ia merapatkan tubuhnya ke tubuhku. Kupikir, mungkin masih ada kesempatan bagiku memperbaiki keadaan sebelum ia turun dari mobilku. Batang kemaluanku melemas dengan sendirinya. Ia menoleh dan menatapku dengan heran. “Aku tak suka.”
Tapi seolah tak mendengarku, jemarinya meraih batang kemaluanku. Aku terbangun dengan tubuh tertekuk, telanjang dan pegal, mendapati dirinya tak ada di sampingku. Lalu ia tertawa. Akhirnya aku menawarkan untuk mengantarnya pulang. “Jangan menjauh.” Aku menoleh dan memandangnya. Dengan alis berkerut kugelengkan kepalaku. Kelelahan sudah merasuk ke dalam tulang sumsumku. Kurasakan nafsuku sudah mencapai klimaksnya.