Kring..! Kini pindah ke paha sebelah kanan. Hijab bokep Ke bawah: Tidak. Sengaja kuperlihatkan agar ia dapat melihatnya. Apalagi yang dapat tertinggal? Dan kubuka celana pantai. Atau apalah? Ya, seseorang toh dapat saja lupa pada sesuatu, juga pada sapu tangan. Aku menanti dengan debaran jantung yang membuncah-buncah. suara itu lagi, suara wanita setengah baya yang kali ini karena mendung tidak lagi ada keringat di lehernya. Hari itu memang masih pagi, baru pukul 11.00 siang, belum ada yang datang, baru aku saja. Ia membersihkan punggungku dengan handuk hangat. Membuka celanaku dan bajuku lalu gantung di kapstok. Aku makin membenamkan wajah di atas tulisan majalah.“Halo..!” suara itu mengagetkanku. Ah. Duduk di tepi dipan. Aku menurut saja. Ini kesempatan kedua. Kedua kali ia memasukkan jari tangannya. Lalu memegang pahaku, “Yang mana..?”Yes..! Ke bawah lagi: Tidak. Mbak Wien merapihkan pakaiannya lalu pergi menjawab telepon. Alamak.., jauhnya. Aku duduk di belakang, tempat favorit. Apakah perlu menhitung kancing.
