Dia memukuli dada saya. Hijab bokep Hmm.Kepada Sri istri saya mencarikan kerja di sebuah toserba yang cuku besar. Gadis yang benar-benar tak layak menjadi PRT. Dia duduk melipat lutut di sebelah Nisa. Tampaknya berhasil. Tinggi semampai, ramah, periang. Serentak dengan itu saya mengulum kelentit. Benar-benar luar biasa. Sri mengangkat pantatnya. Dik Nisa, besok bilangin ke mama, Papa nakal ya?” Sri berbicara pelan kepada Nisa.Saya tersenyum dan kembali memeluknya. Saya elus kepalanya. Rasanya sudah cukup bekal mental kami untuk tinggal sendiri. Saya hanya bercelana dalam.Sri memejamkan mata. Maklum baru beberapa minggu bisa berjalan. Melumatnya. Saya cium tangan itu. Dia tampak ragu dan bingung.“Sana ambil bantal kamu!” perintah saya.Dia beranjak. Bahkan para tetangga kami tadinya tidak percaya kalau itu pembantu saya. Beliau kan contoh nyata. Tangannya memeluk saya erat-erat. Kering. Kesempatan itu saya gunakan untuk meraih tangannya. Sri berusaha mendorong keluar tubuh saya. Tapi kali ini saya justru menekannya. Dia diam saja. Dia balut tubuhnya dengan selimut. Gadis itu mengenakan kaos denga rok span di atas lutut. Mereka keberatan dengan pembantu secantik itu.Apalagi Sri benar-benar ramah luar biasa. Seluruh mani saya telah keluar.
