Menggila Dengan Tara Di Dalam Bak Mandi

Angin meneroboskencang hingga seseorang yang membaca tabloidmenutupi wajahnya terganggu.Mas Tut.. Bokep Hijab Membuka celanaku danbajuku lalu gantung di kapstok. Payudaraitu dari jarak yang cukup dekat jelas membayang.Cukuplah kalau tanganku menyergapnya. Kuusapsisa cream. Tidak perludiantar. hah..? kataku.Ia berjalan menuju ruang telepon di sebelah. Dia mau pulang dulu ngeliat orangtuanya sakit katanya sih begitu, kata Wien.Setelah beberapa lama menyodoknya, Terus dong Yang.Auhh aku mau keluar ah.., Yang tolloong..! Tetapi aku masihbetah di atas mobil ini. Aku menanti dengandebaran jantung yang membuncahbuncah. Suara pletakpletok mendekat.Ayo tengkurap..! Lalu ia mengolesi dadakudengan cream. Bodoh, bodoh, bodoh. katanya sedikit terengah.Oh ya. Aku perhatikania sejak bangkit hingga turun. Hanya suara kebetan majalahyang kubuka cepat yang terdengar selebihnya musiklembut yang mengalun dari speaker yang ditanam dilangitlangit ruangan.Langkah sepatu hak tinggi terdengar, pletakpletokpletok. Membuang napas. Lalu ia mengolesi dadakudengan cream. Hangatnya,biar begitu, tetap terasa. Kalau saja, tidak keburuwanita yang menjaga telepon datang, ia sudah melumatSi Junior. katanya sedikit terengah.Oh ya. Aku meringismenahan sensasasi yang waow..! Aku masih penasaran, iaseperti tanpa ekspresi. Lama sekali iamemijati pangkal pahaku.