Selimut yang menutupi tubuh Dhea sekarang sudah ada di lantai, dan aku bisa melihat jelas gadis yang lagi tengkurap di depanku. Di depan Dhea agak rata, buah dadanya hanya sekepal dengan puting susu yang mengeras. Bokep Hijab “Lo benar-benar sempurna. Aku lihat lagi buah dada Dhea dengan putingnya yang mencuat ke atas, mata yang memohon dan meratap dengan air mata dan aku dorong penisku masuk ke vagina mungil milik gadis berumur lima belas tahun itu dengan seluruh tenagaku.Dhea menjerit, diredam oleh plester, membuatku makin semangat. Wajah Dhea memancarkan rasa panik dan takut, dan aku terus memperkosanya sekuat tenagaku, seakan-akan itu masalah hidup dan matiku. “Lo masih perawan tidak Dhea? Dan aku sudah menjalankan rencanaku. Masih apa tidak.”
Dhea terus menangis. Dhea masih menangis dan gemetar. Mata Dhea terbuka menatapku tidak bisa bernafas. Dia terbatuk-batuk. Aku pikir itu karena udara dingin, tapi mungkin juga bagian dari tubuh Dhea yang emang terangsang. Dhea beberapa kali meronta pada awalnya, berusaha membebaskan tangannya, berusaha berguling, berusaha mengeluarkan penisku dari vaginanya. Aku cuma mau perkosa kamu terus pergi.”
Aku harus mendorong, bergoyang, berputar, dan akhirnya mengangkat kedua kaki Dhea ke atas sebelum aku berhasil mendorong kepala penisku
