“OK deh, terserah mami aja.” kata laki-laki itu pada akhirnya.Sita pun membantu sang suami membuka kaosnya sehingga kini mereka berdua telah sama-sama telanjang. Bokep mom Namun begitulah adanya, bahkan justru Sita lah yang memintanya. Aku sedih dan terpuruk. “Tawaranku yang kemarin masih berlaku lho.” dia berbisik. Jadi, kenapa aku harus menolak?“Ayo, In.” Sita menarik tanganku, dan kali ini aku sudah tidak melakukan perlawanan lagi.Ketika kami sudah berdiri di pinggir ranjang, bang Irul hanya tersenyum kecil ke arahku. Apalagi Sita mengingatkanku tentang ancaman ibu mertua tentang kehadiran seorang cucu. Sambil berciuman dan bermain lidah, wanita itu tetap intens sesekali melirik ke arahku. Tapi sekarang, aku malah jadi ragu. “Ke belakang. Mau mandi!”Mas Danu diam, mungkin dia menyadari kekesalan dalam kalimatku yang agak galak.Rahasia itu terus menggelitikku, menggoda saraf-sarafku. “Yang mana?” aku bertanya, entah kenapa, ikutan berbisik. Asal nggak ada penetrasi, semua boleh.” Tapi dia memang benar, kalau nggak telanjang atau bersentuhan, mana bisa aku nanti dapat sperma.Minimal aku harus menggoda laki-laki itu dengan tubuhku yang sintal ini.”Okelah kalau begitu. Nggak usah malu.”Sita membalas dengan senyuman pula. Bang Irul berbaring di atas ranjang, sementara aku di atas menggoyang-goyangkan pinggulku, dengan penis besar
