Dengan perlahan ia memasukkan kepala penisnya ke dalam liang vaginaku, namun terhalang oleh selaput daraku. Rasanya ajaib sekali! Bokep Hijab Akhirnya, kami menyudahi permainan seks kami yang perdana dan mandi. Papa merebahkanku di sofa dan merentangkan kedua pahaku. Jangan, Pa. Ketika akhirnya sampai di titik tertentu, aku meracau tak karuan.“Ahh.. Tangannya dengan kuat meremas payudaraku dan menarik-narik putingku.Setelah orgasmenya, Papa berbaring di sebelahku dan menjilati puting susuku. Jangan, Pa. Tante koma?” ujarku terbata-bata. Badanku mengejang dan cairan orgasme kembali mengalir dengan deras bercampur darah keperawananku. “Tidak bisa, Nina sayang.. Papa tampak senang melihatku mengalami orgasme yang pertama. Jadi, aku tinggal di rumah sendiri. Paa..” racauku tak karuan.Merasa puas melihat reaksiku, Papa membuka semua bajunya dan betapa terkejutnya aku melihat penis papaku yang berukuran besar. Sudah hilang kesadaran akan harga diriku.Melihat lampu hijau dariku, Papa segera menjalankan aksinya. “Nina sayang. Nanti kita jenguk jam 12 ya?”Aku terisak sedih dan air mataku mulai mengalir. Tak lupa pula ia membuka celana dalamku dengan kasar. Kami tidak berkata apa-apa. Tak lupa pula ia membuka celana dalamku dengan kasar.
