Dia berjanji akan menelponku nanti malam setelah pameran tutup.Setelah pameran hari pertama berakhir, kami berjanji untuk makan bersama di salah satu restoran di kota. Aku hanya bisa mengangguk pelan tanpa jawaban.Padahal hatiku menjeritkan kata cinta kepadanya, mungkin aku terlalu sombong untuk mengungkapkan, atau aku terlalu takut? Bokep Hijab Tanganku membuka gesper dan membuka kancing celananya. Aku menarik dirinya ke pelukanku. Andre masih rajin menelponku, dan aku pun selalu menunggu telepon darinya.Tetapi aku tidak mau menaruh banyak harapanku kepada dia. Hampir sepanjang acara kami saling berpelukan, membagi cium, dan belaian. Dia masuk ke kantor dan memberikannya kepadaku sembari berkata bahwa aku harus makan. Lama dia terdiam, sampai dia akhirnya mengejarku sambil meminta maaf, dan bermaksud meminta nomor teleponku. Pukul enam lebih seperempat Andre sudah menungguku di depan stand seorang diri. Seorang yang berdasi biru berkata ke temannya, “wah yang ini pasti blasteran”. Karena aku juga tidak punya kesibukan lainnya, maka aku langsung setuju. Tak lama kemudian dia kembali lagi sambil membawa 2 kantong kertas yang berisi makanan.
