Inilah kesempatan itu. Kejantananku sudah mengeras. Hijab bokep Kali ini lebih bertenaga dan aku memang benar-benar pegal, sehingga terbuai pijitannya. “ Mau dipijat atau mau baca, ” ujarnya ramah mengambil majalah dari hadapanku,
“ Ayo tengkurap..!!! ” kata wanita setengah baya itu. Kemudian aku merangkulnya lagi, menyiuminya lagi. Dia menekan-nekan agak kuat. ” pintanya. “ Kayak kemarinlah.., ” ujarnya sambil mengangkat tabloid menutupi wajahnya. Ya nggak apa-apa, ” katanya menjawab telepon. Dari jarak yang dekat ini hawa panas badannya terasa. Hitam. Tidak perlu diantar. Kadang-kadang ketimun. Ya nggak apa-apa, ” katanya menjawab telepon. Betul-betul keras. Betul-betul keras. Aku mengikutinya. Nampak ada perubahan besar pada Fera. Ya, seseorang toh dapat saja lupa pada sesuatu, juga pada sapu tangan. Setelah mengunci salon, Fera kembali ke tempatku. Itu artinya dia tidak mau diganggu. Selesai. Mulutnya persis di depan Kejantananku hanya beberapa jari. ” katanya. ”
Aku disodorkan celana pantai tapi lebih pendek lagi. “ Mbak Fera telepon.., ” suara wanita muda dari ruang sebelah menyalak, seperti bel dalam pertarungan tinju. Tapi sebelum berlalu masih sempat melihatku sekilas.Betulkan, dia tidak akan datang begitu saja.
