Aku sadar aku sudah keburu habis sementara merasa Tante Ratih masih belum apa-apa, apalagi puas.Dan tiba-tiba listrik menyala. Cahaya kilat dari kisi-kisi di puncak jendela membantu aku menemukan keberadaannya dan dia membimbing aku masuk.Badan kami berantuk saat dia menuntun aku ke tempat tidurnya dalam gelap. Bokep Hijab Perasaanku tak karuan. Kamu itu main dua kali 45 menit, bukannya cuman setengah jam. Wajah, toket, perut, panggul, meqi, paha dan kakinya. Bahkan mataku yang tadinya berat mengantuk, sekarang terbuka lebar.“Dit,” kudengar dia memecah keheningan. Karena tampangku yang mirip keling, teman-temanku memanggil aku Pele, karena aku suka main sepakbola.Tapi sekalipun aku jelek dan hitam, otakku cukup encer. Aku gembira karena aku menguasai permainan dan lima menit lagi berlalu. Saya sudah mengantuk sekali.”“Tante takut tidur dalam gelap Dit”.“Gimana kalau saya temani Tante supaya tidak takut?”, aku sendiri terkejut dengan kata-kata yang keluar dari mulutku, mungkin karena sudah mengantuk sangat. Aku bisa bobol lagi. Tante Ratih semakin tersengal-sengal, rangkulannya di punggung dan kepalaku semakin erat.Dan aku tidak lagi melakukan penjajakan.
