”Yah, begitu… oughhh!” Anis melenguh, penis Safiq terasa membentur keras, tapi tidak mau masuk. Bokep Hijab ”Kamu kangen ini kan?” tanyanya sambil tersenyum manis.Dengan polos Safiq mengangguk dan mulai meremas-remas pelan. Saat bibir Anis terus mendecap dan menempel di bibirnya, iapun mengimbangi dengan ganti melahap dan menghisapnya rakus. Anis jadi tak ingat apa-apa lagi selain kepuasan dan kenikmatan. ”Cepet banget tegangnya, padahal barusan keluar.”
Safiq tersenyum, ”Trims, Umi. Safiq jadi terdiam dan menarik diri. Tidak pernah diperlakukan seperti itu oleh mas Iqbal membuat Anis merintih kegelian, namun terlihat sangat menyukai dan menikmatinya. Maksud kamu…”Safiq pun berterus terang. Sementara Anis, mendapat hikmah yang paling besar. Anis merapikan bajunya kembali.“M-maaf, Mi.” lirih Safiq dengan muka menunduk, sadar kalau sudah melakukan kesalahan besar. Dia yang biasanya ramah dan ceria, hari ini terlihat seperti menanggung beban berat. ”Mau kemana, Mi?” tanya Safiq cepat, takut tidak mendapatkan jatahnya. Selain bagi Safiq, juga bagi dirinya sendiri. Tapi tentu saja itu tidak mungkin.“Ehmmm…” merintih keenakan, Anis membimbing salah satu tangan Safiq untuk turun menjamah kemaluannya yang sudah sangat basah.
