“Ray? Bokep rusia Lampu, sempat aku celingukan seperti orang bingung menatap sekelilingku. Membuat mataku rabun dan pikiranku yang sudah terkontaminasi obat melayang.Nia menggerak-gerakkan pinggulnya lagi. bagaimana yah?” Nia terlihat bingung, matanya menatap jendela, melihat pepohonan yang seakan berlari. Ah, Nia.. ahggh.. “Ahh.. Cih, pikirku, siapa yang butuh wanita. Kuambil ‘tik’ obat di saku belakangku. uh.. “Pulang, pikir dulu perbuatan kamu, baru temui aku lagi!” Huh, ya sudah, pikirku sambil beranjak keluar mengambil sepeda Federal-ku dan ngeloyor pulang. oh.. Cih, pikirku, siapa yang butuh wanita. Setan pun tertawa dalam jiwaku.Kubayangkan tubuh Enni di atasku, tanpa pakaian, tubuhnya bersimbah peluh. Ah, aku sendiri heran, mengapa perpisahan yang kali ini membuatku sedikit sakit hati. Raayy!” seru gadis itu tak kalah sengit. Kan belum masuk?” kudengar Nia berbisik protes. Kan belum masuk?” kudengar Nia berbisik protes. Sampainya di depan pagar, kesadaranku mendadak sedikit pulih. “Ahh.. Obat sialan. ahggh.. “Ha? hh..” kuraasakan keringat di permukaan perutku. “Ahkk..”
Tanganku mencengkeram pahanya, berusaha menahan spermaku yang hampir keluar. Masa bodoh.“Ahh..” kudengar ia menjerit kecil saat kutekan-tekan ujung kemaluanku ke liang kemaluannya. Pathetic, untuk cowok sepertiku. Nia diam saja saat kumasukkan tangaku ke dalam bajunya.
