Bibirku kini turun menyapu lehernya seiring telapak tanganku meraup toketnya.Ines menggeliat bagai cacing kepanasan terkena terik mentari. Hijab bokep Dengan lembut aku mulai meremas-remas toketnya.Tangan Ines menggenggam kontolku dengan erat. Tangan Ines bergerak menggenggam kontolku. Bibirku kini turun menyapu lehernya seiring telapak tanganku meraup toketnya.Ines menggeliat bagai cacing kepanasan terkena terik mentari. Sekali-sekali kugigit pentilnya lalu kuisap kuat-kuat sehingga membuat Ines menarik rambutku. Ines meraih tubuhku untuk didekap. “Maas….” Ines memegang tanganku yang sedang meremas toketnya dengan penuh napsu. Gerakanku sudah tidak beraturan karena yang penting enjotanku mencapai bagian-bagian peka di nonok nya. Saat itu juga aku memuntahkan peju hangat dari kontolku. Pengennya dientot terus. Aku merasakan nikmat yang tiada duanya ditambah dengan goyangan pinggul Ines pada saat aku mengalami orgasme. Kupandangi wajahnya yang manis, hidungnya yang mancung lalu bibirnya. Ines terengah-engah merasakannya. Belum sempat aku mengucapkan sesuatu, Ines langsung berjongkok dengan kedua kaki bertumpu pada lutut dan masing-masing berada di samping kiri dan kanan tubuhku. Telapak tanganku terus membelai dan meremas setiap lekuk dan tonjolan pada tubuh Ines.Aku melebarkan kedua pahanya sambil mengarahkan kontolku ke bibir nonok nya.
