Tidak karuan lagi, aku jadi terangsang. Kemeja seragamku entah kapan dibukanya, tahu-tahu sudah teronggok di lantai. Hijab bokep Seperti yang pertama, kembali dia berada di atas. Sampai tiba-tiba kulihat tangannya merayap… meraba selangkanganku!Aku terkejut, bercampur malu karena ketahuan saat itu aku sudah “ngaceng”. Luar biasa besarnya. Kemaluannya yang berbulu rimbun tepat menempel di batang kemaluanku. Dengan sok gentle, aku memeluk tubuhnya yang telanjang dari belakang. Kemaluannya yang berbulu rimbun tepat menempel di batang kemaluanku. Rambut kemaluan Tante Ning lebat dan rindang. Berulangkali kugelitik kelentitnya dengan ujung lidah sambil kukenyot dalam-dalam. Lembut sekali. Teken terus, Vaan, Tante masih enak…, teken terus, yaahhh…” “Ivan kayak mimpi, Tante….,” bisikku polos. Dengan ganas aku menyedot-nyedot puting payudaranya yang kini mengeras dan membengkak. Oleh karena itu, aku mendapat tugas menjemput naik motor. Wajahnya sih relatif, tapi menurutku lumayan manis. Untung cuma 2 kali seminggu. Yang jelas, kulitnya putih mulus dan body-nya mantap. Ivaaan…., Tante nggak nyangka, punyamu bagus juga….” seru bergairah Tante Ning sambil memasukkan batang kejantananku ke dalam mulutnya, dan mulailah dia mengulum-ngulum, sesekali dibarengi dengan menyedot-nyedot.
