Setelah memesan sarapan, Iswani mulai membuka percakapan, tapi karena pikiranku masih di pekerjaan maka aku hanya berbicara sedikit. Kupandangi meja disebelahku yang penuh dengan botol-botol aqua, beberapa makanan kecil, dan kantung-kantung plastik yang tak ada isinya. Bokep india “Rugi!”, jawabku singkat dengan bergurau tanpa kupikir akibatnya. “Oh ya Tok, karena besok kamu sudah mulai bekerja, nanti malam aku akan menginap di Banjar Baru agar tidak mengganggumu.Sekalian saja aku pamitan padamu jika dalam beberapa hari kedepan kita tak bisa ketemu lagi. “Mbak, boleh minta rotinya!”, kataku dengan halus. Konsentrasi tinggi serta posisi duduk dan letak meja didalam penginapan yang sebenarnya tidak ideal untuk dipakai kerja membuat leherku terasa pegal. “Ya ampun Tok, kamu baru bangun!”, teriak Iswani. Selesai mengemasi semua berkas dan catatan, kucoba berdiri dan memutar-mutar kepala untuk melemaskan otot leher dan punggung. Iswani menghentikan babak pemanasan dengan menarik tubuhnya, berbaring terlentang sambil menarik tanganku memberi tanda untuk segera menindihnya dan memasukkan batang kemaluanku pada liang kenikmatannya.
