Langsung saja saya hampiri dia (sebelumnya dia memberitahu ciri-cirinya) dan menyapanya.“Halo, hm.., Nina, ya?”,
“Iya..”
“Saya Tomi” sambil berkata saya pun langsung duduk didepannya.Seperti yang telah kami janjikan sebelumnya, kami bertemu sendiri-sendiri tanpa teman. shiitt”
“Ougggh.. Bokep jilbab Beruntung sekali ternyata masih ada room untuk 2 orang, maka dengan segera kami masuk ruangan.Selama 15 menit pertama kami sibuk cari-cari lagu untuk diputarkan. Kami berusaha untuk tidak mengeluarkan suara yang terlalu keras, tapi terkadang kelepasan juga. Nina kemudian mengambil tissue dalam tas-nya dan membersihkan cairan yang keluar.“Kamu hebat Nina..”, kata saya sambil tersenyum. Selama menunggu film diputar, kami banyak bercakap-cakap mengenai apa saja, ternyata Nina memang orang yang enak diajak ngobrol dan bercanda, bukan hanya di telepon saja enaknya.. “Mana coba buktinya?” jawab Nina.Begitu dia menjawab seperti itu, kontan saja saya langsung meraba-raba tubuhnya. uihh. Saya perhatikan perutnya naik turun tidak keruan, begitu saya perhatikan wajahnya.. Saya sendiri mulai merasa was-was jangan-jangan suaranya kedengaran sampai keluar meskipun ruangan karaoke biasanya kedap suara dan suara dari TV bisa dibilang kencang banget. Dia mengusap-usap dengan lembut dari pangkal sampai ujungnya. Kemudian secara bergantian pula dia megelus badan saya dan saya pun mengulum jari-jarinya.Melihat keadaan bioskop yang
