Aku tergagap sesaat, sebelum akhirnya aku membalas lumatannya. Dia menyambut ciumanku dan sekali lagi kami berpagutan mesra. Bokep terbaru Tak banyak kantor di daerah ini kecuali kalau itu berupa rumah makan atau tempat hiburan. Kuciumi perut, pinggul dan payudaranya. Aku segera menunduk dan mengganti usapan tanganku dengan bibir. Tanpa diberitahu pun, aku sudah tahu. Dari logatnya, sepertinya dia bukan orang Jakarta. Pantatnya juga ikut naik menjemput lidah dan bibirku. Kuberikan dia kesempatan untuk menikmati puncak kenikmatan itu. Konsentrasi lalu kukerahkan pada kemudi saja. Terima kasih, pak. Aiihh… tak terperikan kenikmatan yang kurasakan saat bisa meraba kemaluannya yang licin tanpa rambut. Untuk membalasnya, secara beruntun kukocok vaginanya dengan sangat cepat dan dalam. Kujilat dan kusedoti kulit mulus yang bersih tanpa bulu itu. Mbak pinter banget. Pantatnya juga ikut naik menjemput lidah dan bibirku. Kuelus bulatan payudaranya, sambil kusisir rambutnya yang awut-awutan dengan jari-jariku. Tangan gemetar. Akulah yang sesungguhnya menantikan kesempatan macam ini dalam banyak khayalan-khayalan erotikku.
