Mungkin keduanya sudah menjadi sepasang kekasih kalau saja hal itu tidak terjadi…Hari itu sore jam limaan, Imron melewati sebuah koridor dan menemukan ruang dekan fakultas sastra masih menyala. Bokep hijab indo “Hmmm…Non emang sempurna banget, punya body montok gini siapa yang ga ngiler” gumam Imron sambil tangannya menjelajahi lekuk-lekuk tubuh Ivana.Keduanya kini tinggal memakai celana dalamnya saja, bulu kemaluan Ivana yang lebat itu sedikit terlihat melalui celana dalam kremnya yang tipis. Imron menyuruhnya duduk di tepi ranjang. “Jangan Pak…saya mohon !” mohonnya dengan suara bergetar. Imron menekan tombol melanjutkan ke gambar berikutnya yang lebih jelas. “Enngghh…ssshh !” desis Ivana merasakan kulit lehernya digigit-gigit kecil dan dihisap-hisap di kedua sisinya oleh Imron dan Pak Kahar. Penis itu terasa penuh di mulut Ivana, itupun belum seluruhnya masuk karena penis Imron terlalu besar untuk mulut Ivana. “Tiduran aja Non biar enak, biar Bapak yang kerja” katanya “udah jangan nangis terus, pokoknya asal Non nurut semuanya bakal beres” tangannya menyeka air mata yang membasahi pipi Ivana. Dengan kata-kata halus dicampur sedikit ancaman, akhirnya gadis itu merelakan juga celana panjangnya dilucuti Imron. “Sempit oi, enak banget !” gumam satpam itu sambil terus mendorong-dorongkan penisnya ke vagina
