Tapi aku juga tidak bisa lepas dari dekapan Tia. Akhirnya Evi menghampiriku sambil membawakan secangkir kopi hangat. Bokep Hijab Hingga suatu hari, aku dekat dengan seseorang bernama Evi. “Engga cape , Vi, Kok belom bobok ?” tanyaku membuka percakapan. Malam yang sangat dinginpun menjadi hangat oleh sentuhan-sentuhan tubuh Evi. Aku dan Tia memilih untuk sembunyi di kamar. Aku geser posisi dudukku mendekati Evi. Semua pria pasti langsung jatuh hati pada Tia bila melihatmya. Tidak terasa sudah jam 7 malam saat Evi mengajakku untuk nonton The beach. Ntar dicoba yah” Mulai pasang aksi lagi nih, pikirku. Hhmmm nikmat banget baunya. Akhirnya kami memisahkan diri dari keramaian. “Thanks ya, Vi”. Satu demi satu pakaian kami tanggalkan. Kalaupun tidak bertemu, kami tetap berkominikasi lewat telepon. Aku tau pasti, Evi pasti marah dan cemburu melihat kedekatanku dengan Tia. Oh my God … perasaan apa ini. Aku tau pasti, Evi pasti marah dan cemburu melihat kedekatanku dengan Tia. Kuraih tangannya, sekali lagi Evi tersentak namun tidak berontak. Tia memeluk erat tubuhku dari belakang, sambil bibirnya sesekali ditempelkan diarea sensitifku, di belakang telinga dan payudaranya yang kenyal menempel lembut dipunggungku, membuat darahku naik sampai di kepala.Terdengar
