Sementara terasa di dalam CD-ku, batang kemaluanku juga bangun, tapi aku belum berani untuk meminta Anita memegang rudalku (padahal aku sudah ingin sekali). Eh, Anita itu merespon dan bicara padaku, “Wah temenku sih biasa begituan (ciuman).”
Terus aku jawab, “Eh.. Bokep hijab indo Kucoba memasukkan, tapi rasanya tidak bisa masuk. “Ya udahan dulu, baru setelah pembelinya balik, kita lanjutin lagi, ok..?” jawabnya. Sepertinya dia telah mengalami klimaks, dan kami akhirnya tidur di kamar masing-masing. “Lho Mas, anunya Mas kok ngaceng..?” katanya. Kulihat batang kemaluanku hanya digenggamnya saja, maka kusuruh dia untuk mengocoknya pelan-pelan, namun karena dia tidak melumasi dulu batangku, maka kemaluanku jadi agak sakit, tapi enak juga sih. Aku bisa menyentuh kewanitaannya, tapi ada yang lain. Aku mo lihat bentuk anumu nih, wah bagus juga yach..!” sambil terus kukocokkan jariku. “Eh, sebenarnya yang enak ini mananya sich..?” tanyaku. Kemudian tiba-tiba dia memegang tanganku dan dituntun ke selangkangannya. Kami berdua masih terus menonton film di TV. “Eehhsstt… eehhsstt… Ouw.., eehhsstt… eehhsstt… eehhsstt…” begitu erangannya saat kukeluar-masukkan jariku.