“Tidak, terima kasih. Pak Hr kemudian kembali mengambil inisiatif. Hijab bokep Ia berjalan memasuki kamar dan mengunci pintunya. Tapi akupun segera dapat menguasai keadaanku. Aku yang kini duduk mengangkangi tubuhnya hampir kehabisan nafas.Kupacu terus goyangan pinggulku, karena aku merasa sebentar lagi aku akan memperolehnya. Aku bisa jalan sendiri koq!”, Aku masih mencoba menolak dengan halus. “Aku tidak bisa janji!”, sahutku seenaknya sambil bangkit berdiri dan keluar dari kamar mencari kamar mandi. Mungkin malah sengaja dibuat jeblok biar dia bisa main denganku. Tangan lelaki itu kini lebih leluasa meremas-remas kedua belah payudara aku yang kini menggantung berat ke bawah. Terus…, terus…, aku tak peduli lagi dengan gerakanku yang brutal ataupun suaraku yang kadang-kadang *****ik menahan rasa luar biasa itu. Perasaan luar biasa bercampur sedikit pedih menguasai diriku, hingga badanku mengejang beberapa detik.Pak Hr cukup mengerti keadaan diriku, ketika dia selesai masuk seluruhnya dia memberi kesempatan padaku untuk menguasai diri beberapa saat. “Eh sudah pak!”
“Sebenarnya…, sebenarnya Winda tidak perlu mengikuti ulang susulan kalau…, kalau…!”
“Kalau apa pak?”, aku bertanya tak mengerti.
