Setiap ada kesempatan untuk pulang jam 5, aku selalu mengajak Sari. Matakupun jelalatan memperhatikan sekeliling. Bokep Hijab Tak bisa, terlalu malam kena marah mamanya, katanya. Kenakalanku makin meningkat. Situasi ramai. Sari mempercepat lagi, sampai bunyi. “Dicepetin.., Sar..”. Beberapa saat kemudian. Saatnya untuk mulai. Lepas dari kemacetan kembali Sari memainkan lidahnya di leher penisku. Aku harus bisa membawanya, menggeluti tubuhnya yang padat mulus, lalu merasakan vaginanya. Dia rupanya sudah tidak bekerja di toko koperasi itu lagi, sekarang kerja di Bagian Administrasi di sebuah Guest House. Ternyata pada pagi hari ketika toko baru buka atau sore hari menjelang tutup adalah waktu-waktu “aman” untuk mengganggunya. Saatnya untuk mulai. Ada beberapa bank, kantor pos dan kantin. Kadang bibirnya berperan sebagai “bibir” bawahnya, menjepit sambil naik-turun. Beberapa tahun lalu ketika perusahaan tempatku bekerja mendapatkan kontrak suatu proyek pada sebuah BUMN besar di Bandung, selama setahun aku ngantor di gedung megah kantor pusat BUMN itu. Tawaran yang naif, sebab jawabannya begitu jelas. Makan “jagung”-mu.Kuperiksa keadaan sekeliling mobil. Tanganku kembali ke pahanya, bahkan terus ke atas meraba CD-nya.
