Masih tetap larut dalam kesedihannya. Bokep china Hei!” Jay berteriak gaduh. Ah, Chie. “Maaf, Ray.”
“Hanya maaf?” Gertakku sambil mengguncang kerah bajunya. Karena ia adalah temanku, sahabatku, orang yang kukasihi.Jay? “Hadiah ulang tahun yang indah…” tawaku. Aku tahu itu, aku bukan seorang bodoh. Tanpa mereka sadari. “Kamu lebih serius, kan?” Jay menatap lekat pandangan mataku. Terkadang aku menyesal menyerahkan Chie kepadanya. Kok malam-malam?”
Sejenak keheningan terdengar dari seberang, membuatku bertanya-tanya. Merasakan kehangatan air matanya yang membasahi dadaku. Matanya menatapku saat aku keluar dari kamar. Di saat aku pun berjuang melawan desisan hawa nafsu yang bergejolak dalam diriku.“Ray…”
“Ada, pasti ada suatu saat nanti,” desahku. “Sentuh aku, Ray!” desahnya di dadaku. Sepi kok!” Jay tertawa kecil. Menemuiku dan meminta maaf?”
Kutatap mata Jay, mencoba menyelami perasaannya, sama seperti dulu. “Chie..” desahku. Sudah kuduga. Hei!” Jay berteriak gaduh. Di dalam saja!” Mama Chie memanggilku masuk. Chie melambaikan tangannya dari atas balkon. “Chie.. Dan entah kenapa pula aku mau melakukan hubungan seks itu dengan Chie.