Biasanya seharian menari saya tidak pernah dapat uang sebanyak itu. Bokep china Apalagi kalau sudah pakai sanggul dan rias, wuihh. Tapi ada peran lama saya yang nggak saya lupakan. Juragan menggandeng tangan saya masuk ke satu kamar. Saya si Denok, penari jalanan, semua orang di Pasar kenal saya.Siapa yang tidak kenal si Denok yang berkemben merah, berbedak dan bergincu tebal, bertahi lalat di pipi. Air liur Juragan saya telan.“Uaahhh…” keluh saya ketika Juragan akhirnya menarik bibirnya.Sisa liur kami dari ciuman basah tadi masih nyantol seperti tali yang menyambung bibir saya dan bibir Juragan.“Juragan… rasanya kok beda ya…” kata saya. “Cukup kan buat bayar kontrakan kamu tiga bulan?”Saya berbaring agak lama sampai akhirnya kekuatan saya kembali. Sekali-sekali, kalau Juragan minta, saya akan kenakan lagi kemben merah dan batik, sanggul dan kembang, bedak tebal dan gincu merah, untuk kemudian melayani Juragan di ranjang. Duh, edan tenan. Jadilah saya dijepit mereka berdua… satu orang ngentoti memek saya, dan yang satunya saya kasih bokong saya.“Waduh, Neng, pantatnya sempit amat, nih,” kata orang yang nyoblos pantat saya.
Indo Pra Faculdade, E Aí, Paulinho, Professor Elinho?
Related videos









