Perasaan gengsi karena petugas maintenance itu telah ‘membius’ pandanganku. Tapi kembali kupikir bahwa disini atau ditempat lain sama saja. Bokep Hijab Diana cukup sering menelpon dan bercerita banyak hal denganku. Mungkin karena tadi pagi sarapanku cukup banyak sehingga aku memutuskan hanya menyantap apel yang kubawa dari rumah. “Hah abis harus gimana lagi dong khan kamu terjebak disini’ uh itu si peri nakal membela-ku kali ini. Suasana kantor yg begitu tenang karena para karyawan sedang istirahat makan siang membuatku merasakan suasana privacy yang tentram. Rasa dinginnya menimbulkan rasa merinding terutama di wilayah dadaku. Setidaknya itu yang ada di pikiranku pada awalnya. Bramanto masih mencumbui kedua pahaku kepalanya bagaikan terjepit diantara kedua pahaku dan sesaat lagi dia akan segera menyentuh kewanitaanku. Aku memintanya mengeluarkan sapu tangannya lalu kuikatkan di kepalanya menutupi matanya. dalam keadaan mabuk berat sekalipun aku masih cukup waras untuk tidak bercumbu dengan pasangan sejenis. Bramanto masih terbengong-bengong menatapku dengan ketika aku meninggalkan ruangan kantorku untuk segera pulang ( menurutku apa yang didapat Bramanto malam ini sebenarnya sudah lebih dari apa yang pantas aku berikan padanya ).
