Daripada suntuk diam dirumah, tadi malam aq menyeleseaikan kerjaan yg masih menumpuk. Bokep Hijab Aq tdk tahan. Makin lama makin jelas. Kulihat di bawahku ada kain, ya seperti saputangan.“Itu kali Mbak,” kataku datar dan tanpa tekanan.Ia berjongkok persis di depanku, seperti ketika ia membersihkan paha bagian bawah. Ke bawah lagi: Turun. Bodoh, bodoh, bodoh. Dari atas: Turun. Cukuplah kalau tanganku menyergapnya. Lihatlah ia tadi begitu teliti membenahi semua perlatannya. Dipijat seperti ini lebih nikmat diam meresapi remasan, sentuhan kulitnya. Sudahlah. Kaki disandarkan di dinding. Sesekali tangannya nakal menelusup ke bagian tepi celana dalam. Hap.“Mau pijit lagi..?” ujar suara wanita muda yg kemarin menuntunku menuju ruang pijat. Makin lama makin jelas. Tdk apalah hari ini tdk ketemu. Aq kira aq sudah terlambat untuk bisa satu angkot dengannya. Ia tepat berada di tengah-tengah. Aq memandang ke arah lain mengindari adu tatap. Duduk di tepi dipan. Pokoknya turun.“Kiri Bang..!”Aq lalu menuju salon. Angin menerobos kencang hingga seseorang yg membaca tabloid menutupi wajahnya terganggu.“Mas Tut..” hah..? Kerjaan untuk hari ini sudah aq selesaikan semalam. Sekarang hitung penumpang angkot dan supir. Karena itulah, tdk akan hadir kesempatan ketiga. Lho, salon kan tempat umum.
