Aku tak menyesali keputusanku untuk memilih Yeni dibanding Si Serba Menonjol tadi. Hijab bokep Buah itu makin mengkilat, dan putingnya tegang! “Dibody?”
“Iya, body massage.”
Body massage, karaoke, dan “main”. Untung saja baru kemarin Aku “keluar”. “Pilih yang berdada besar,” katanya. Yang bergaun coklat tua itu… hmmm… Wajahnya cantik, kulit bersih, paha mulus. Menciumi dan menggigit pelan. Kembali Aku harus “berjuang” untuk tidak meledak. “Iya dong, Kalau ada kesempatan lagi saya ke sini dan pilih kamu lagi.”
“Ah engga usah basa-basi, pasti Mas pengin coba yang lain kan?’
Lagi-lagi, tahu aja loe! Ketika Aku mengambil “pause” dari gerakan memompa, dengan trampilnya Yeni memainkan bagian dalam vaginanya berdenyut-denyut teratur menyedoti penisku. Cobain aja,” Ada nada kurang senang yang tersirat. Lalu turun ke perutku. “Yeeen, tamu,” teriaknya. Tapi hanya beberap detik. Yeni berhenti ketika tinggal celdamku saja. Bahkan cewe yang persis lurus pandanganku duduk acuh celdam putihnya “kemana-mana”. “Yeni,” katanya begitu dia muncul di pintu menyodorkan tangan. Kaca nako yang dilapisi “glass film” gelap memungkinkan Aku melihat bebas ke ruangan besar itu tanpa dilihat penghuninya. Aku tak peduli. Sejenak Aku menyapu pandangan, setengan bingung. “Keluarnya dikit,” sambungnya.
